IM.com – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyiapkan formula khusus menyambut tatanan kebiasaan baru (new normal) di tengah pandemi Covid-19. Skema khusus tersebut untuk menitikberatkan pada menata kesiapan masyarakat Kota Mojokerto menghadapi tatanan kehidupan baru.
Walikota Ika Puspitasari menjelaskan, formula menghadapi new normal dari Pemkot Mojokerto didasarkan pada hasil analisa pada laju penyebaran virus corona. Menurutnya, ada tiga faktor utama yang mendorong virus menyebar cepat di Kota Mojokerto.
Faktor pertama karena letak geografis Kota Mojokerto. Menurut walikota yang akrab disapa Ning Ita, penyebaran corona di kotanya menjalar cukup cepat karena dikelilingi oleh daerah-daerah yang terlebih dahulu berstatus zona merah Covid-19.
“Kota Mojokerto awalnya berstatus zona kuning, namun mobilitas masyarakat dari dan ke daerah zona merah di sekitar Mojokerto, terutama menjelang hari Raya Idul Fitri cukup tinggi menyebabkan penyebaran virus cepat,” kata Ning Ita saat menjadi pembicara Web-seminar (Webinar) Forum Kota Mojokerto Sehat, pada Rabu (17/6/2020).
Penyebab kedua penyebaran virus corona di Kota Mojokerto dipengaruhi munculnya klaster baru dari orang tanpa gejala (OTG). Klaster ini memicu penularan virus yang tak bisa disangka-sangka hingga angka pasien positif Covid-19 tiba-tiba melonjak.
“Confirm positif di Kota Mojokerto, terjadi karena transmisi lokal munculnya klaster baru, sehingga jumlah konfirmasi positif meningkat secara tajam menjelang lebaran. Kasus positif juga didominasi oleh OTG,” jelas Ning Ita.
Lebih lanjut, Ning Ita menyebutkan, wabah covid-19 ini berdampak signifikan pada masyarakat Kota Mojokerto. Mulai dampak kesehatan yang menimbulkan kepanikan karena kurangnya kepahaman terhadap Covid-19, perekonomian yang lesu hingga membuat pendapatan masyarakat merosot.
“Selain itu, dampak sosial budaya pun juga turut mengalami imbas, seperti pembatasan kegiatan di tempat ibadah, hingga penutupan tempat hiburan dan wisata,” tuturnya.
Dampak lain yang tak kalah serius terjadi di sektor pendidikan. Kegiatan belajar di sekolah diliburkan sejak wabah Covid-19 merebak menyebabkan banyak peserta didik mulai mengalami kebosanan ketika belajar di rumah secara daring.
“Kegiatan belajar mengajar secara virtual di rumah masing-masing juga kurang efektif untuk pemahaman peserta didik,” papar Ning Ita dalam Webminar bertajuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dan Komitmen Bersama Pemerintah dalam Adaptasi selama Pandemi Covid-19 menuju New Normal.
Dalam kesempatan seminar virtual ini, Ning Ita membocorkan rahasia pemerintahannya dalam percepatan penanganan Covid-19 di Kota Mojokerto. Pertama adalah peran aktif masyarakat menghadapi tatanan hidup baru atau new normal.
Ia mencontohkan upaya melibatkan masyarakat dalam penanggulangan Covid-19 di antaranya dengan menciptakan kampung tangguh, kampung mantab dan kampung aman. Langkah ini, lanjut Ning Ita, bisa diterapkan secara efektif di masa tatanan new normal.
“Dengan penerapan kampung tangguh, mantap dan aman, masyarakat bisa kembali produktif saat new normal dan pandemi covid-19,” paparnya.
Walikota juga menerbitkan Peraturan Wali Kota Tentang SOP Protokol Kesehatan yang meliputi tujuh sektor. Yakni perhubungan, kesehatan, perdagangan, pendidikan, pariwisata, perekonomian dan pelayanan publik.
Formula terakhir yang disiapkan Pemkot Mojokerto menghadapi new normal yakni mendorong masyarakat menjaga kedisiplinan melaksanakan protokol kesehatan saat beraktivitas. Dengan disiplin ini, Ning Ita yakin masyarakat bisa tetap produktif dan kreatif, namun tetap aman dari virus.
“Kita harus menang melawan Covid-19 dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Disiplin protokol kesehatan sangat penting diterapkan dengan penuh kesadaran serta tanggung jawab agar keadaan bisa menjadi normal dalam tatanan baru,” tegas Ning Ita.
Dalam webminar di Ruang Nusantara, Kantor Pemerintah Kota Mojokerto itu, hadir pula narasumber dari tiga negara. Mereka ialah Pelaksana Fungsi Penerapan Sosial Budaya 1 KBRI Abu Dhabi UEA, Nur Ibrahim, Perawat di Emergency Room Al -Adan Hospital Kuwait, Zulkifli Abdullah Usin. Serta mahasiswa dari Universitas Islam Madinah KSA, M Haris Lutfhi.
Selain menghadirkan tiga narasumber dari tiga negara, turut hadir pula Koordinator Tatanan Kehidupan Sosial Sehat Mandiri Forum Mojokerto Kota Sehat, dr Windu Santoso dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Christiana Indah Wahyu.
Belajar dari pengalaman negara lain seperti Uni Emirat Arab (UEA) yang sukses melalui masa krisis Covid-19, Ning Ita mengaku akan memberlakukan aturan tegas untuk membuat masyarakat disiplin melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Seperti di UEA, kata Ning Ita, aturan tegas itu terbukti sukses membuat masyarakat patuh dan terbebas dari virus corona.
“Di Uni Emirat Arab, ketika orang dinyatakan positif Covid-19, maka ia harus menjalankan pemeriksaan kedua. Jika ia menolak melakukan pemeriksaan kedua, maka ia mendapatkan sanksi berupa denda yang bekisar dari 1000 hingga 50.000 dirham. Jika dirupiahkan, maka denda setiap pelanggaran berkisar dari Rp 3.850.000 sampai Rp 190 juta. Peraturan ini, tentunya sebagai pendorong masyarakat agar patuh dalam menjalani protokol kesehatan,” tandasnya. (im)