Tim eksavasi dari BPCB Jatim menggali dan meneliti endapan tanah yang mengubur struktur bangunon kuno diduga pagar dinding penahan (Talud) permukiman elit era Majapahit di Desa Kumitir, Kecamtan Kutorejo, Mojokerto.

IM.com – Situs Kumitir yang berbentuk pagar dinding penahan (talud) permukiman elit Majapahit di Desa Kumitir, Kabupaten Mojokerto, semakin terkuak. Tim ekskavasi berhasil membuka 14 lapis struktur bangunan batu bata kuno yang diduga telah terkubur material letusan Gunung Kelud.

Lapisan struktur bangunan talud yang terkubur diperkirakan lebih banyak lagi. Sebab, hingga kini tim ekskavasi masih belum menemukan lapisan tanah asli guna menentukan ketinggian situs tersebut.

“Targetnya, mengupas struktur batu bata yang membentang dari selatan ke utara yang di prediksi hingga sepanjang 100 meter,” ucap Arkeolog BPCB Jatim Nugroho Harjo Lukito, Senin (28/10/2019).

Struktur bangunan kuno itu memiliki lebar 140 sentimeter dengan ketinggian struktur yang sudah nampak antara 80-120 sentimeter dengan 2 pilar berjarak 5,5 meter. (Baca: Hasil Ekskavasi Sementara Tegaskan Situs Kumitir Jatirejo adalah Pagar Dinding Pemukiman Elit Majapahit).

Proses evakuasi situs Kumitir akan dilakukan selama 12 hari terhitung sejak 21 lalu hingga 30 Oktober mendatang. Ekskavasi penyelamatan situs tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, melalui Direktorat PCBM bekerjasama dengan BPCB Jawa Timur.

Berdasarkan hasil ekskavasi sementara, struktur bata yang ditemukan membentang dari arah utara ke selatan. Sejauh ini, petugas sudah membuka struktur bangunan sepanjang 50 meter dengan ketinggalan antara 120 cm hingga 150 cm.

Ketua tim ekskavasi Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, material lapisan yang menggubur situs yang identik dengan letusan gunung. Ditengarai, material itu berasal dari letusan Gunung Kelud yang terbawa lahar dingin atau benda lainnya saat banjir bandang.  

Material yang disebutkan Wicaksono berupa tanah liat, pasir, kerikil serta bongkahan batu andesit. Material pengubur situs berada pada lapisan atas bagian situs yang sedang digali.

“Saat ini kami fokus pada penggalian lapisan atas. Lapisan atas ini kami sebut sebagai lapisan banjir atau lapisan bencana, materialnya berupa lempung (tanah liat), pasir, kerikil dan bongkahan (batu) andesit.” kata Wicaksono di lokasi, Senin (28/10/2019). 

Arkeolog yang bertugas di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur ini menjelaskan, sejak Senin (21/10/2019) lalu, pihaknya melaksanakan ekskavasi situs purbakala berupa bata kuno yang membentuk struktur talud atau dinding penahan tanah. 

Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Muhammad Said menjelaskan, hasil ekskavasi sementara menunjukkan bahwa, bangunan kuno yang ditemukan di Kumitir merupakan talud atau dinding penahan kawasan. Kemungkinan lainnya, kata Andi, bangunan kuno itu adalah Mandapa.

“Tapi untuk kepastiannya, kita masih perlu melakukan penelitian lagi,” ucapnya. (im)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini