IM.com – Hawa yang sejuk di kawasan lereng Gunung Anjasmoro, Wonosalam, Jombang, Jawa Timur sangat mendukung potensi peternakan sapi.
Di wilayah lereng gunung Anjasmoro, pemandangan masyarakat yang memelihara sapi sangat mudah dijumpai. Prospek usaha yang cerah menjadikan sektor peternakan sebagai sebuah pilihan.
Disana, ketersediaan pakan dari alam sangat melimpah, membuat banyak warga yang tinggal di lereng Anjasmoro tertarik beternak sapi. Salah satunya, dilakukan Gigih Bawono (50) warga Dusun Mangirejo, Desa Wonosalam yang sudah dua tahun ini fokus pada penggemukan sapi pedaging.
Sedikitnya ada 10 ekor sapi pedaging dengan usia bervariatif. Sapi – sapi itu, sebagian ia beli dari masyarakat setempat serta dari luar Wonosalam. ”Saat ini ada 10 sapi,’’ ujar dia, Senin (3/5/2024).
Dijelaskan, ada berbagai macam jenis sapi yang dirawat. Mulai jenis Jawa, Limoshin, Brahma serta campuran Jawa dan jenis lain. ”Memang kita fokus pedaging sejak awal. Karena permintaan di pasar juga tinggi,’’ tambahnya.
Gigih dalam merawat sapinya, dibantu 2 orang yang bertugas mencari rumput hijau serta membersihkan kandang. Menurutnya, tolak ukur budi daya sapi dipengaruhi beberapa faktor. Pertama jenis pakan tambahan serta kebersihan kandang.
”Jadi sapi jika ingin cepat naik bobotnya pertama harus memperhatikan jenis rumputan yang diberikan,’’ jelas dia.
Menurutnya, tidak semua rumput dapat diberikan untuk sapi. Hanya rumput yang aman dan punya warna daun lumayan tua. ”Pemilihan rumput harus paham. Karena kalau yang diberikan rumput usia muda maka tidak jadi nutrisi,’’ terangnya.
Kedua, sapi juga harus diberikan pakan tambahan berupa campuran konsentrat, polar gandum dan dedak bekatul. ”Itu dicampur pakai air sebagai pakan tambahan. Insya allah dalam beberapa bulan akan naik bobotnya,’’ jkelas dia.
Campuran pakan hijau dan pakan tambahan itu perbandingannya 70:30. Artinya, secara jumlah lebih banyak pakan hijau. ”Kalau untuk pakan hijau disini tersedia melimpah,’’ pungkasnya. (ima)