Wabah DBD juga sempat menyerang warga Kota Mojokerto, termasuk anak-anak.

IM.com – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih mewabah di Kabupaten Mojokerto. Sedikitnya 8 orang boca dibawah umur 10 tahun dinyatakan positip dan harus dirawat di sejumlah rumah sakit. Kendati jumlah korban DBD sedikit, masyarakat diharapkan tetap melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Salah satu rumah sakit tempat 8 korban DBD dirawat adalah RS Gatoel, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Ada 2 pasien yakni kakak-adik Elfa Ayu Fitriani (7) dan Ahmad Najirul Wafi (5), asal Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Sejak dua hari yang lalu, anak pasangan Agus dan Nur Eli Suryani itu dirawat. “Panasnya sejak hari Minggu (14/8-2016), kemudian karena tak kunjung reda, saya uji lab sampel darahnya, ternyata trombositnya turun. Langsung saya rujuk ke rumah sakit,” kata ibu kedua bocah itu ditemui di ruang perawatan paviliun Jasmine No 211, Jumat (19/8).

Nur Eli menuturkan, di lingkungan tempat tinggalnya, kedua anaknya bukan satu-satunya yang terjangkit DBD. Menurut dia, terdapat 6 anak lainnya yang terkena virus dengue akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu.”Yang lainnya dirawat di RSI Sakinah dan RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto,” ujarnya.

Sementara Manajer Layanan Pasien RS Gatoel, dr Rien Rahmi Riandini membenarkan kakak adik asal Desa Brangkal itu positif mengidap DBD. Hanya saja, saat ini kondisi pasien mulai membaik.

Menurut dia, pasien DBD yang dirawat di RS Gatoel saat ini cenderung menurun. Selama bulan Juni, jumlah pasien mencapai 35 orang. Sedangkan bulan Juli hanya 23 pasien. Mayoritas pasien berusia anak-anak dan berasal dari wilayah Kabupaten Mojokerto. “Kalau Agustus sampai hari ini, kami merawat enam orang pasien DBD, yang masih dirawat sampai hari ini lima orang,” jelasnya.

Rien menjelaskan, meski memasuki musim kemarau, penyakit DBD memang selalu ada. Namun, tren kasus selama tiga bulan terakhir tergolong tinggi. Salah satu faktor yang dominan adalah kurang sadarnya masyarakat dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Menurut dia, meski di musim kemarau, masyarakat harus rajin menguras bak penampungan air minum dan mandi agar tak menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. “Program PSN sangat penting sekalipun di musim kemarau. Penampungan air harus rajin dibersihkan,” tandasnya. (bud/uyo)

99

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini