IM.com – Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo bersama Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin, Pangdam V/Brawiaya, Mayjen TNI Arif Rahman, dan Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha Jatim dengan tegas dan kompak melakukan deklarasi “Jawa Timur Aman dan Damai” di Hotel Majapahit Surabaya, Rabu (30/5-2018) malam.
“Ayo angkat tangan, kepalkan tangan, mari kita sama-sama mengatakan, Jawa Timur Aman..!! Jawa Timur damai..!!,” tegas Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim saat memimpin deklarasi tersebut.
Pakde Karwo mengatakan, deklarasi ini merupakan bentuk kepedulian bersama untuk menjaga provinsi ini senantiasa berada dalam situasi aman dan damai. Deklarasi ini juga menjadi salah satu upaya untuk memulihkan rasa aman dan kepercayaan masyarakat, khususnya pasca tragedi bom yang terjadi pada tanggal 13-14 Mei lalu.
Gubernur kelahiran Madiun ini meyakinkan kepada masyarakat, khususnya para pengusaha, bahwa Jatim telah sepenuhnya aman dan kondusif pasca tragedi bom tersebut. Pasalnya, kepolisian dan TNI, dari tingkat tertinggi sampai terbawah telah berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kedamaian di provinsi ini.
“Dimanapun di seluruh penjuru dunia ini, jika polisi dan tentaranya kompak, 90% permasalahan selesai, sedangkan 10% sisanya adalah urusan pemerintah. Dan hari ini, polda dan TNI diwakili oleh Pangdam dan Kapolda sama-sama kompak melakukan deklarasi menjaga Jatim” ujarnya.
Ditambahkan, Jatim memiliki ciri khas berupa kekuatan dan kekompakan tiga pilar untuk menjaga keamanan di tingkat terbawah, yaitu desa. Ketiga pilar adalah kepala desa yang mewakili unsur pemerintah, babinsa (TNI), dan babinkamtibmas (polisi).
“Mereka akan mencegah secara dini jika ada orang berpakaian, berperilaku, dan jalan hidupnya aneh, serta akan melaporkan dan diselesaikan di tingkat kecamatan. Itu prosedur tetapnya. Jadi keamanan di Jatim benar-benar dijamin” tambahnya.
Sejalan dengan upaya menjaga keamanan, lanjut Pakde Karwo, pemerintah pusat pun telah mengesahkan Revisi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Anti Terorisme. Revisi ini mempersempit gerakan teroris, sebab dengan adanya UU ini, pemerintah memberi kewenangan kepada aparat keamanan untuk melakukan langkah-langkah antisipatif, penyidikan, dan penindakan sebelum aksi terorisme benar-benar terjadi.
“UU ini seperti internal security act (ISA). Jika ada kegiatan yang berpotensi sebagai aksi teror, maka pelakunya bisa langsung ditindak. Jadi kepada masyarakat, khususnya pengusaha, kedepan negara ini, khususnya Jatim akan lebih aman dan kondusif. Sebab ada jaminan luar biasa terkait keamanan” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pakde Karwo juga menyampaikan, dengan adanya kekompakan dan deklarasi bersama ini, pihaknya optimis rencana investasi atas dasar ijin prinsip dengan nilai total Rp. 328 Triliun akan masuk ke Jatim. Jumlah itu terdiri dari PMA sebesar Rp. 248 Triliun, dan PMDN sebesar Rp. 80 Triliun.
“Yang PMDN kami yakin akan landing, tapi untuk PMA senilai Rp. 248 triliun, para investornya masih menunggu komitmen dari polisi dan TNI terkait keamanan. Mereka bertanya-tanya, bagaimana pengelolaan keamanan di Jatim? Dan pertanyaan itu terjawab dalam deklarasi malam ini. Kami yakin PMA tersebut terealisasi” ujarnya.
Jika PMA tersebut terealisasi, lanjut Pakde Karwo, maka akan mendorong kinerja perekonomian Jatim. Sampai dengan Triwulan-I Tahun 2018, kinerja perekonomian Jatim berjalan baik dan mampu tumbuh sebesar 5,50%, lebih tinggi diatas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,06%.
“Diprediksi, kinerja pertumbuhan ekonomi Jatim pada akhir tahun ini bisa mencapai 5,6%. Tapi jika PMA sebesar Rp. 248 triliun bisa terealisasi, maka pertumbuhan ekonomi Jatim di akhir tahun bisa lebih dari 5,6%” pungkasnya.
Sementara itu, Ketuas Forkas Pengusaha Jatim Nur Cahidin mengatakan, deklarasi ini sebagai salah satu wujud dukungan pengusaha kepada pemerintah, polisi, dan TNI dalam memulihkan situasi kondisi pasca tragedi bom di Surabaya pada 13-14 Mei 2018.
“Deklarasi ini juga menunjukkan bahwa Jatim telah aman dan damai, dan tidak seburuk apa yang diceritakan di media sosial. Jadi kepada masyarakat, khususnya kepada investor, tidak usah takut datang ke Jatim. Buyer juga tidak perlu menunda jadwalnya. Kita bersama-sama menjamin bahwa Jatim aman” katanya.
Ditambahkan, tragedi bom memang berdampak pada iklim usaha, namun, dampaknya tidak berlangsung lama. Pasalnya, Gubernur Pakde Karwo, Kapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya melakukan pekerjaan yang sangat cepat, yakni ,mampu memberikan keyakinan, kepercayaan rasa aman.
Rasa aman itulah, lanjutnya, yang membuat masyarakat Jatim yakin bahwa problem terorisme sudah tertangani dengan baik. Dampaknya, para pengusaha semakin optimis situasi keamanan di Jatim pada khususnya akan berjalan aman dan damai. Apalagi setelah disahkan undang-undang tentang terorisme.
“Karena sudah disahkan undang-undang antiterorisme, kita semakin optimis bahwa kedepan kejadian-kejadian seperti itu bisa diminimalkan. Ini akan memberikan dampak positif terhadap iklim investasi iklim berusaha di Jawa Timur,” ujarnya.
Hadir dalam kesempatan ini antara lain pimpinan OPD di lingkup Pemprov Jatim, para pejabat di Polda Jatim, 37 asosiasi pengusaha di Jatim, konsul jendral dan ekspratiat negara-negara sahabat seperti Amerika, Eropa, dan Jepang, para buyer, dan awak media. (kim/uyo)