IM.com – Sedikitnya 12 gedung SD dan SMP negeri yang kondisinya tak layak pakai karena termakan umur di Kabupaten Mojokerto mulai dibenahi. Anggaran Rp 22 miliar digelontorkan untuk meremajakan gedung sekolah.
Seperti kondisi SMPN 1 Sooko di Jalan Wijaya Kusuma. Gedung sekolah untuk ruang guru, kepala sekolah dan staf tata usaha (TU) dalam kondisi keropos di beberapa titik. Bahkan, salah satu ruangan harus ditopang besi penyangga agar tak ambruk menimpa 70 guru dan staf TU.
“Gedung ini dibangun tahun 1984, umurnya sudah 33 tahun. Makanya sudah banyak yang rusak,” kata Heru, salah seorang guru SMPN 1 Sooko, Kamis (20/7/2017).
Sementara Kabid Sarana dan Prasarana SD-SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Sumiyono mengatakan, selain SMPN 1 Sooko, tahun ini ada 11 sekolah yang diperbaiki. Meliputi SMPN 1 Puri, SMPN 2 Bangsal, SMPN 1 Dawarblandong dan SMPN 1 Jetis. Alokasi anggaran dari APBD 2017 untuk perbaikan gedung di lima sekolah itu mencapai Rp 12,86 miliar.
Sedangkan dana Rp 9,51 miliar digelontorkan untuk membangun 7 gedung SD. Meliputi SDN Pulorejo 2-Dawarblandong, SDN Banjaragung 1-Puri, SDN Pacet 2-Pacet, SDN Warugunung-Pacet, SDN Kebondalem-Mojosari, SDN Japan-Sooko dan SDN Kedungmaling-Sooko.”Selain gedung sekolah, kami juga membangun aula bagi sekolah tersebut yang belum mempunyai aula,” terangnya.
Di Kabupaten Mojokerto, lanjut Sumiyono, terdapat 37 SMP negeri dan 380 SD negeri. Menurut dia, tahun ini 12 sekolah itu menjadi prioritas pembangunan lantaran kondisinya yang sudah memprihatinkan. “Rata-rata umur bangunan di atas 30 tahun, padahal umur maksimal bangunan 20 tahun. Selain itu, letaknya strategis dan muridnya banyak,” ujarnya.
Saat ini, tambah Sumiyono, perbaikan gedung di 8 sekolah baru dikerjakan. Sementara 4 sekolah lainnya dalam proses lelang, yakni SMPN 1 Jetis, SDN Kebondalem, SDN Japan dan SDN Kedungmaling. “Kami juga membangun pagar sekolah dengan model Majapahitan agar menjadi ikon Mojokerto,” tandasnya. (kus/uyo)