Penelusuran Historis Desa Burengan dengan Petilasan Joyoboyo


IM.com – Ingin tahu riwayat Kelurahan Burengan Kecamatan Pesantren, Kediri bersama mlaku mlaku Babinsa akan dituturkan Serka M.Natsir. Awal, akan menelusuri riwayat makam yang dikatakan semua warga adalah tempat bersemayamnya orang yang membuka lahan atau cikal bakal Kelurahan Burengan.  

Kedatangannya ke areal pemakaman yang berdekatan dengan jalan utama ini, disambut Aji Purwanto (68 tahun), warga RT 02 RW 10 Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren.

Aji sapaan akrabnya, adalah juru kunci pemakaman tersebut, sekaligus perawat makam yang dinyatakan sebagai sejarah awal keberadaan Desa Burengan atau sekarang sudah beralih status menjadi Kelurahan Burengan.

Di sebelah makam Dowo bersemayamnya Mbah Bureng, terdapat 3 makam berjajar. Makam tersebut dikelilingi tembok setinggi 1 meter. Kondisi ketiga makam dengan makam Mbah Bureng, agak berbeda, lantaran ketiga makam dianggap warga sebagai keluarganya. Sedangkan Mbah Bureng adalah pelaku sejarah berdirinya desa.

Aji mengakui tidak tahu, kepastian ketiga makam. Yang mana makam istri Mbah Bureng dan yang mana makam anak-anaknya. Ia tidak berani memastikan ketiga makam tersebut, hal ini disebabkan versi yang ia terima berbeda-beda dan ia khawatir justru keliru memastikannya.

Terkait silsilah Mbah Bureng, Aji juga tidak berani menjelaskannya, lantaran lagi-lagi ada versi yang berbeda-beda. Menghindari kekeliruan, ia lebih baik mengatakan tidak tahu kepada siapa saja yang bertanya kepadanya.

Dijelaskan Aji, tiap bulan Suro, setiap pengunjung yang hendak menuju petilasan Joyoboyo yang berlokasi di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, terlebih dahulu mendatangi makam Dowo ini.

Umumnya, pengunjung tersebut berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, kalaupun toh ada pengunjung yang berasal dari Jawa Timur, perbandingannya jauh berbeda.

Makam Dowo ini, diyakini Aji, masih terkoneksi dengan petilasan Joyoboyo, tetapi koneksi yang dimaksud bukan hubungan kekerabatan yang dekat, tetapi kekerabatan agak jauh. Koneksi ini, dikatakan Aji, kemungkinan bisa berasal dari keluarga Raja Jayabaya, bisa juga dari keturunannya.

Informasi terkait koneksi antara makam Dowo dengan petilasan Joyoboyo, diakui Aji, sangat minim, lantaran berbagai versi didengarnya dan hingga saat ini, Aji tidak dapat memastikan versi mana yang benar dan ia menyatakan tidak berani mengambil statement mengambil salah satu versi.

Areal makam tersebut bercampur dengan pemakaman umum, dalam artian tanpa ada latarbelakang yang mengikat alias siapa saja jenazah yang berasal dari Kelurahan Burengan bisa dimakamkan ditempat itu. (penrem 082)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini