IM.com – Kondisi terkini jalur Sungai Klorak akibat bencana banjir bandang di Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, nampak tidak lagi teratur. Keadaan tidak menguntungkan dan membahayakan, terlebih jika hujan kembali turun dengan intensitas tinggi.
Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, turun langsung memimpin peninjauan lokasi dan menyerahkan beberapa bantuan pada warga yang terdampak, Kamis (30/3) kemarin.
“Beberapa rumah di sekitar bibir sungai terseret air, posisinya kebetulan juga sangat mepet. Warga membutuhkan air bersih, kecukupannya akan terus kita kontrol. Kita utamakan reaksi cepat tanggap darurat, untuk memulihkan kembali infrastruktur bisa dilaksanakan jika sudah memungkinkan. Mengingat alat-alat berat pun masih susah untuk masuk sini, namun masih terus kita upayakan,” jelas wabup.
Kondisi existing pada bagian atas wilayah Kabupaten Mojokerto (Gunung Penanggungan, Arjuno, Welirang dan Anjasmoro yang bermuara di Sungai Porong dan Sungai Brantas) memang mulai gundul, sehingga menyebabkan daya resap buruk dan dapat memicu banjir.
Pemkab Mojokerto telah berusaha meminimalisir hal dengan konservasi lahan-lahan kritis, membangun sumur resapan di daerah atas dan normalisasi saluran irigasi, melalui pendanaan APBD dan CSR Kabupaten Mojokerto.
Tiap tahunnya Pemkab Mojokerto menyampaikan usulan terkait normalisasi. Usulan tersebut telah direspon dengan adanya kegiatan normalisasi Sungai Sadar yang akan dilakukan pada tahun 2017 dan tahun 2018 dengan anggaran sebesar Rp 100 M melalui APBN.
“Kita sudah kerjasama dengan Jasa Tirta, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan beberapa dinas instansi terkait. Sudah tidak bisa ditawar lagi, sungai-sungai yang dangkal harus segera mendapat tindakan normalisasi. Bisa kita lihat kondisi riil disini, aliran sungai sudah tidak beraturan jalurnya. Kondisi ini tidak menguntungkan, terlebih ketika terjadi luapan debit air akibat curah hujan tinggi. Upaya yang bisa kita lakukan saat ini, paling tidak adalah normalisasi,” tegas wakil bupati
Tentang anggaran normalisasi, wakil bupati menerangkan bahwa hal tersebut telah dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan pihak terkait. Dirinya juga meminta kepada Perhutani, agar mengembalikan tanaman-tanaman tahunan seperti jati yang masa panen-habisnya mencapai 30 tahun.
“Terkait itu (anggaran normalisasi), kita coba kerjasama. Sungai mana tanggung jawab mana, apakah BBWS ataukah Jasa Tirta. Kita sudah komunikasi dan koordinasikan hal itu. Misalkan belum ada anggaran, Pemkab akan mengupayakan demi kepentingan masyarakat,” terangnya.
Kapan normalisasi sambung Pungkasiadi? Dalam waktu dekat kita akan bertemu untuk komunikasi lebih lanjut, surat-surat kita lengkapi. Sejauh ini yang sudah jelas adalah Sungai Sadar, ada multi years sepanjang 23 km yang dianggarkan Provinsi Jawa Timur dengan anggaran Rp 100 Miliar kira-kira dalam waktu 3 tahun.
Wakil bupati didampingi beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Mojokerto seperti Kepala BPBD, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, juga Camat Gondang, , beserta relawan Tagana, menyerahkan beberapa bantuan terdampak banjir. Diantaranya bahan bangunan kayu, semen, genteng, triplek, seng gelombang dan kebutuhan logistik makanan siap saji (lauk pauk dan tambah gizi). (ika/uyo)