IM.com – Anggaran pemulihan ekonomi Kota Mojokerto tahun 2021 buntut pandemi Covid-19 mencapai Rp 41 miliar. Secara spesifik, sebagian besar dana itu akan direalisasikan melalui program inkubasi untuk pelatihan bisnis dan mendampingi pelalaku usaha hingga mandiri.
Secara rinci, peruntukan anggaran Rp 41 miliar terbagi menjadi dua. Yakni sebesar Rp 24 M untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta Rp 17 miliar sisanya akan disalurkan ke kelurahan sebagai penanganan dampak ekonomi.
“Fokusnya adalah kesehatan, UMKM, infrastruktur, pariwisata dan investasi di Kota Mojokerto. Diskoperindag, DKPP, Diskouminaker dan Disporabudpar berperan sebagai pendamping penyaluran dan realisasi Dana Kelurahan,” terang Kepala Bappeko Mojokerto, Agung Moeljono dalam keterangan tertulis, Selasa (20/10/2020).
Agung mengatakan pengalokasian dana tersebut telah sesuai dengan Permendagri Nomor 64 tahun 2020 tentang pedoman penyusunan APBD tahun anggaran 2021 dalam pasal 5 ayat 1 yang menginstruksikan pengalokasian anggaran yang memadai oleh Pemda demi tiga prioritas penanganan pandemi.
“Di antaranya, penanganan kesehatan, penanganan dampak ekonomi terutama menjaga agar dunia usaha daerah tetap hidup dan penyediaan jaring pengaman sosial,” imbuhnya dalam saat rapat program.
Ketua DRD (Dewan Riset Daerah) Mojokerto Ignatia Martha menyampaikan, pandemi ini sangat berimbas pada kelompok usaha UMKM, petani nelayan dan peternak. Pihaknya mencatat, hanya sektor industri informasi dana telekomunikasi, jasa keuangan dan asuransi jasa kesehatan serta pendidikan yang tetap tumbuh.
Kondisi tersebut, lanjutnya, akan membuat keterlambatan ekonomi menjadi tak dapat ditangani. Maka dari itu, Martha menegaskan, perlu langkah inovatif, salah satunya adalah inkubasi wirausaha yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Hasilnya akan membuat perekonomian menjadi stabil, kontribusi yang tinggi terhadap PDRB, potensi ekspor tinggi dan terpenting adalah penyerapan tenaga kerja,” tandasnya.
Untuk pelaksanaannya, Koordinator Pemulihan Ekonomi Dampak Pandemi Covid-19 Pemkot Mojokerto, Ani Wijaya menjelaskan bahwa saat ini sudah memasuki tahan pra inkubasi. Pemkot akan menyuntikan modal awal sebesar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta kepada sebanyak 8.500 rumah tangga yang menjadi peserta inkubasi (tenant).
Ani menerangkan tenant yang terdaftar merupakan warga yang tidak memiliki pekerjaan ataupun penghasilan. Di sisi lain, Keluarga ASN/TNI/POLRI aktif tidak diperbolehkan menjadi penerima program ini.
“Kita sudah melakukan rekrutmen calon tenant (peserta inkubasi) sebanyak 8500 rumah tangga (ruta). Nantinya kita akan bantu permodalan awal sebesar Rp. 1 juta hingga Rp 2 juta,” katanya.
Untuk hasil akhir dari program ini, Ani mengatakan Wali Kota Mojokerto menargetkan setengah dari 8.500 rumah tangga terdaftar tersebut bisa berhasil dalam berwirausaha secara mandiri.
“Targetnya mereka bisa menjadikan inkubasi wirausaha ini sebagai salah satu lahan untuk memperoleh pendapatan di era pandemi ini,” pungkasnya. (im)