IM.com – Pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Mojokerto terus bergerak maju. Selain destinasi wisata, upaya pengembangan juga dilakukan pada sumber daya manusia (SDM) yang berkecimpung di bidang ini.
Pengembangan SDM pariwisata antara lain melalui pelatihan pemandu wisata dari berbagai sub bidang yang digelar Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 80 peserta mengikuti sertifikasi di Royal Hotel & Cottage Trawas selama 4 hari mulai Selasa (12/10/2021).
Acara dibuka Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati didampingi Kepala Disparpora Amat Susilo. Adapun para peserta terdiri dari 40 pemandu wisata umum, 20 pemandu pendakian, dan 20 lagi pemandu wisata air.
“Untuk mendapatkan sertifikat, nantinya juga akan ada ujian yang harus diikuti. Dapat saya sampaikan juga, bahwa pemandu wisata sejarah, biasanya memakai SDM dari BPCB. Namun setelah kegiatan ini, kita harapkan akan ada kerjasama yang baik. Apalagi secara bertahap, objek wisata kita mendapat QR code Peduli Lindungi meskipun belum banyak,” terang Amat.
Bupati Ikfina Fahmawati pada kesempatan itu memberikan motivasi kepada para peserta agar betul-betul mengikuti sertifikasi ini dengan maksimal. Mengingat kesempatan emas ini, penilaian akan didasarkan pada kompetensi dan pemandu wisata yang memenuhi standarisasi nasional.
“Peserta sertifikasi pemandu wisata juga akan diberikan fasilitas untuk memaksimalkan kemampuanya. Tidak banyak yang mendapat kesempatan ini. Ikuti betul-betul sertifikasinya, laksanakan ujian, dan pulang menjadi pemandu wisata yang andal,” tandasnya.
Ikfina menerangkan, selain mengusai obyek wisata yang menjadi tujuan, seorang pemandu wisata harus bersikap ramah, humble dan memahami kebutuhan wisatawan sesuai karakterisitiknya. Ia mencontohkan beberapa tipe wisatawan yang tidak ingin disambut secara berlebihan.
“Pemandu wisata juga harus memiliki wawasan yang luas dan menguasai bidangnya. Jadi, galilah ilmu sedalam-dalamnya di bidang ini,” pesan bupati.
Terkait pandemi Covid-19, bupati mengakui bahwa pariwisata adalah salah satu dari sekian sektor yang terhantam keras oleh pandemi. Saat objek wisata ditutup karena pembatasan PPKM, Pemda berusaha keras memulihkan ekonomi masyarakat yang terdampak.
“Pariwisata adalah salah satu yang paling terimbas pandemi Covid-19. Sesuai Imendagri, level kita masih 3 untuk PPKM. Namun dalam Imendagri tersebut, terdapat pelonggaran-pelonggaran yang diberikan. Meski kasus covid melandai, kenapa saat ini Jawa-Bali belum melakukan pelonggaran secara total dan seluas-luasnya? Itu karena tidak ada yang bisa memprediksi gelombang baru Covid-19. Jika dilonggarkan sepenuhnya, orang-orang bakal melakukan mobilitas yang tinggi,” terangnya.
Saat ini, capaian vaksinasi di Kabupaten Mojokerto masih berada di angka 65 persen. Untuk daerah wisata seperti Trawas, Pacet dan Trowulan, Ikfina menargetkan cakupan vaksinasi harus tercapai minimal 70 persen dan 100 persen.
“Persebaran virus juga akan susah dikendalikan. Untuk tiga daerah wisata yakni Pacet, Trawas dan Trowulan, saya minta cakupannya harus 100%. Saya tidak ingin keselamatan warga saya terancam, karena diserbu wisatawan dari berbagai daerah jika sekat pelonggaran dibuka seluruhnya,” tegasnya. (im)