IM.com – Pabrik Gula (PG) Gempolkrep menaikkan target kapasitas pengilingan sebanyak 158.000 ton dengan rendemen sebesar 8 persen. Untuk mencapai itu, perusahaan akan merangkul lebih banyak petani tebu di wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X yang meliputi Kabupaten Mojokerto, Jombang, Greik dan Lamongan.
Saat ini, sebanyak 12 ribu petani yang telah bermitra dengan PG Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Untuk menambah jumlah itu, PTPN X menerjunkan lebih banyak petugas di masing-masing desa/kecamatan.
“Satu orang petugas di sembilan wilayah (PTPN X), akan dibantu 60 orang sebagai marketing di masing-masing desa/kecamatan untuk mendekati petani-petani yang belum masuk giling ke kita. Selain itu kita juga mengakomodir petani tebu di luar wilayah yang mungkin mengalami kesulitan menggiling di tempat mereka, bisa kita tampung,” kata General Manager (GM) PG Gempolrep, Edy Purnomo, Jumat (18/2/2022).
Diketahui, PTPN X memiliki sembilan Unit PG yang tersebar di wilayah Jawa Timur yang meliputi PG Kremboong di Kabupaten Sidoarjo, PG Gempolkrep di Kabupaten Mojokerto, PG Djombang Baru dan PG Tjoekir di Kabupaten Jombang. Kemudian, PG Lestari di Kabupaten Nganjuk, PG Meritjan, PG Pesantren Baru dan PG Ngadirejo di Kabupaten Kediri serta PG Modjopanggoong di Kabupaten Tulungagung.
Upaya menambah petugas di lapangan dalam rangka mencapai target kenaikan penggilingan tebu di PG Gempolkrep dari 737.000 ton tahun lalu menjadi 895.000 ton pada 2022. Edy optimis dapat memenuhi proyeksi itu dengan melakukan berbagai upaya maksimal.
“Selain merangkul lebih banyak petani, kita juga bisa memfasilitasi tambahan transportasi untuk pengangkutan tebu dan mendatangkan tenaga tebang,” papar Edy.
Menurut Edy, penyediaan fasilitas itu dapat menutupi kebutuhan para petani tebu. Sebab, lanjutnya, permasalahan yang kerap dihadapi adalah terkait penyediaan tenaga kerja dari pemeliharaan sampai penebangan, selain masalah ketersediaan pupuk.
“Kita juga memperkenalkan sistem mekanis dan membantu penyediaan peralatan yang dibutuhkan. Pekerjaan manual bisa dikerjakan dengan mesin, sehingga para petani dapat mengelola lahan tebu tanpa banyak tenaga kerja,” tuturnya.
Secara luas lahan tanaman tebu, Edy menyatakan tidak ada masalah. Menurutnya, area ladang tebu di wilayah PG Gempolkrep tidak berubah yakni sekitar 12.000 hektar.
“Memang ada pengurangan luasan yang digunakan untuk properti dan tanaman komoditas lain, tapi petani tebu juga membuka lahan pengembangan. Jadi antara kurang sama tambahnya luas lahan relatif berimbang, luasnya tetap kisaran 12 ribu hektar,” terang Edy.
Edy menambahkan, dengan naik target giling, maka keuntungan yang bisa dihasikan perusahaan juga meningkat. Hanya, ia berujar, PG Gempolkrep baru bisa menerima tebu dari petani mulai 10 Mei 2022, karena mesin produksi dan peralatan lain di pabrik sedang dalam proses pemeliharaan (maintenance).
“Tanggal 25 April kondisi pabrik sudah siap, lalu 10 Mei kita sudah bisa menerima tebu dari petani,” jelasnya.
Secara keseluruhan, PT PTPN X menargetkan dapat menggiling tebu sebanyak 4,25 juta ton dengan rendemen 7,88 persen dan produksi gula mencapai 340.375 ton pada 2022. Proyeksi itu naik 33 persen dibanding target 2021 yang mampu menggiling tebu sebanyak 3,55 juta ton dengan produksi gula 256.495 ton. (im)