IM.com – Seorang santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, meninggal dunia secara mendadak, Jumat (30/9/2022) sekira pukul 09.00 WIB. Korban, Rheydinata Satria Raksadana (17), warga Sidoarjo, meregang nyawa dalam kondisi mengeluarkan busa dari mulutnya usai sarapan.
Dari informasi yang dihimpun, sebelum meninggal dunia, Satria masih mengikuti apel pagi di Ponpes Amanatul Ummah sekira pukul 07.00 WIB. Selepas rutinitas itu, korban makan pagi (sarapan) bersama teman-temannya sesama santri di samping kelas, sebelum ikut kegiatan belajar di sekolah lingkungan pondok.
Sehabis sarapan, korban mengeluh pusing kepada temannya, Ahmad Fauzi (17). Namun remaja asal Perum Citra Sentosa Mandiri Blok L-18 RT 17 RW 06 Jambangan, Kecamatan Candi, Sidoarjo tetap mengikuti pembelajaran di ruang 5 kelas XII.
Saat kegiatan belajar berlangsung, korban tiba-tiba tertunduk dan mulutnya mengeluarkan busa. Tak lama kemudian, ia terjatuh di lantai dan kejang-kejang.
Dua santri yang duduk paling dekat dengan korban, Ahmad Fauzi dan Ahmad Fahmi Ataurahman, seketika melompat berupaya memberikan pertolongan pertama. Mereka membuka kancing baju korban dan membawanya ke pos kesehatan ponpes.
Melihat kondisi korban, pihal pondok membawa santri tersebut ke RS. Sumber Glagah, Pacet, menggunakan mobil ambulans milik ponpes Amanatul Ummah dengan didampingi guru pendamping beserta beberapa temannya. Begitu tiba di rumah sakit pukul 09.00 WIB, santri kelahiran Sragen itu langsung ditangani tim dokter.
Sayang, beberapa saat kemudian tim dokter menyatakan nyawa Rheydinata Satria Raksadana sudah tak tertolong.
Pihak ponpes mengamini ada salah satu santrinya meninggal dunia saat mengikuti kegiatan belajar di kelas. Namun, pengasuh dan pengurus pondok bertaraf internasional itu menolak memberikan penjelasan lebih jauh terkait penyebab meninggalnya Rheydinata Satria Raksadana.
“Ngapunten, permintaan orang tua beliau (korban) untuk tidak dimediakan (diberitakan),” kata Ketua Yayasan Amantul Ummah, Muhammad Albrra melalui pesan whatsapp, Sabtu (1/10/2022).
Pria yang juga menjabat Wakil Bupati Mojokerto itu, mengatakan, pihak keluarga korban sudah mengikhlaskan kepergian anaknya yang memiliki riwayat sakit. Oleh karena itu, pihaknya tidak bisa memberikan klarifikasi apapun terkait hal itu.
“Beliau memahami kondisi anaknya (Rheydinata Satria Raksadana) yang memang memiliki riwayat sakit. Jadi saya tidak bisa memberikan jawaban,” ungkap Gus Barra, sapaan karib Wabup Mojokerto. (im)