IM.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto menguji sampel air asin di area persawahan kawasan Gunung Kunci, Dusun Brayu Kulon, Desa Brayublandong, Kecamatan Dawarblandong. Hasil pengujian awal menunjukkan kadar garam yang terkandung dalam air tersebut tergolong cukup tinggi, 16,9 persen, sementara tingkat keasamannya (Ph) 8,6 persen.
Hipotesa itu masih harus disimpulkan lagi agar hasilnya lebih akurat. Karena itu, DLH akan melakukan pengujian laboratorium terhadap sampel air asin tersebut.
“Berdasarkan hipotesa ini berair asin otomatis ada kadar garam. Sampelnya akan diuji di laboratorium ,” tutur Kepala UPT Laboratorium DLH Kabupaten Mojokerto, Iwan Setiawan, Jumat (10/1/2020).
DLH juga sedang meneliti sumber kadar garam yang membauri air di persawahan Dusun Brayu Kulon, Kecamatan Dawarblandong. Iwan merasa agak aneh dengan adanya fenomena ini mengingat Kecamatan Dawarblandong berada jauh dari laut.
Sekadar diketahui, air di Madura (Air Laut) itu rata-rata kadarnya 30 persen sampai 35 persen.
“Ada sebagian yang sudah tercampur air hujan. Jadi yang kita ambil sampel air yang potensi kadar garamnya paling tinggi,” ujar Iwan.
Hal lainnya, DLH juga melakukan observasi terhadap kondisi air di wilayah sekitar. Hasilnya, air di wilayah sekitar persawahan Dusun Brayu Kulo tidak mengandung kadar garam air asin ini berada di Sumber Asin tidak sampai ke wilayah di sekitarnya.
“Kami juga mengambil sampel air di sumur warga, masih tawar. Tapi sedang diuji lab lagi untuk memastikan air dari sumur warga memang tawar atau sudah kategori payau, bahkan asin,” ungkapnya.
Iwan menepis asumsi fenomena air asin di Brayu Kulo, Dawarblandong, adalah imbas pengeboran minyak bumi yang pernah dilakukan di lokasi tersebut pada 1998 silam. Kendati, memang ada sedikit kandungan minyak yang ada di dalam air asin itu.
“Kalau memang tanah mengandung kadar garam tapi ini tidak semuanya jadi alami seperti ini. Tidak kaitan dengan pengeboran minyak,” tegasnya.
Lokasi air asin di Dusun Brayu Kulon, Desa Brayublandong berupa kubangan air seluas 15 meter x 15 meter yang berada persis di tengah area persawahan. Di bawah sumber Banyu Asin berair jernih itu, terdapat tanah berlumpur berwarna gelap.
Meskipun sumber Banyu Asin ini berair jernih area disekitarnya berair tawar. Masyarakat disini menyebutnya sumber Banyu Asin yang dipercaya sebagai peninggalan zaman Belanda.
Kemunculan air asin di area persawahan tiba-tiba heboh beberapa hari lalu. Pasalnya, air asin itu ditengarai berimbas pada terganggunya lahan tanam. Sawah tersebut tidak bisa ditanami karena dikhawatirkan bisa membuat tanaman mati. (im)