IM.com – Merebaknya Covid-19 mutasi baru menjadi perhatian serius Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati. Masyarakat diminta lebih waspada dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan mengingat virus corona varian baru itu lebih cepat menular.
Virus korona yang bermutasi, divisualisasikan berbentuk bulat dengan spike atau duri runcing dan bercabang di permukaan sekelilingnya. Dengan model seperti itu, virus ini tidak butuh waktu lama untuk menancapkan komponen DNA pada yang sel sehat untuk diinfeksi.
“Korona sudah bermutasi. Dulu spike tumpul, sehingga perlu waktu sekitar dua minggu untuk menginfeksi. Namun sekarang lebih runcing, sehingga lebih cepat efeknya. Saya ingin agar hal ini jadi kewaspadaan kita bersama, mengingat Covid-19 termasuk bencana non-alam,” tegas Ikfina.
Visualisasi dan bahaya Covid-19 mutasi baru itu ditegaskan Ikfina dalam rapat koordinasi daerah penanggulangan bencana tahun anggaran 2021. Acara ini diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto di Hotel Grand Whiz Trawas, Selasa (8/6/2021) pagi.
Ikfina menyampaikan, saat ini telah terjadi lonjakan kasus aktif Covid-19 di Jawa Timur khsusunya di Bangkalan Madura. Karena itu, bupati mengajak semuanya untuk selalu waspada dan tidak teledor prokes.
Hal ini mengingat lonjakan di Bangkalan, diketahui dipicu mengendurnya disiplin prokes di masyarakat saat merayakan lebaran Idul Fitri 2021 lalu. Keadaan ini ditambah banyaknya pekerja migran Indonesia (PMI) berisiko tinggi membawa strain baru virus corona asal daerah itu yang pulang kampung.
“Saat ini masih banyak yang menggelar hajatan karena bulan Syawal. Memang betul digelar dengan prokes, artinya tetap berjarak, cuci tangan dan tetap bermasker,” tandas Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto ini.
Sama seperti kendornya prokes dalam kegiatan open house atau halalbihalal, Bupati Ikfina juga mengingatkan kewaspadaan pada kegiatan hajatan yang akhir-akhir ini masih banyak dilangsungkan. Tidak terkecuali di Kabupaten Mojokerto.
“Kita semua tidak tahu dalam sebuah hajatan apakah sudah memikirkan tamu datang dari mana saja. Apalagi jika ternyata datangnya dari daerah yang tidak satu rayon dengan kita. Ini harus kita waspadai bersama,” ujarnya.
Tak lupa bupati dalam arahannya mendorong BPBD, agar bisa berperan aktif menjadi pionir penebalan prokes.
“BPBD adalah salah satu ujung tombak penanganan Covid-19, karena Ketua Satgas Covid-19 Pusat adalah BNPB. Saya mohon panjenengan semua menjadi pionir untuk menekankan prokes di masyarakat,” pungkasnya. (im)