IM.com – Total kerugian masyarakat akibat dugaan penipuan perjalanan umroh murah dan investasi bodong di Mojokerto bengkak hingga Rp 2,027 miliar. Pembengkakan ini menyusul bertambahnya jumlah korban yang sudah mencapai 232 orang.
Penambahan jumlah korban terungkap berdasar hasil penyelidikan Satreskrim Polres Mojokerto. Mereka berasal dari enam daerah di Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Bangkalan (Jawa Timur) serta Indramayu, Jawa Barat.
“Total kerugian semua korban Rp 2,027 miliar,” kata Kasatreskrim Polres Mojokerto, AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo kepada wartawan, Sabtu (13/11/2021).
Namun dari 232 korban, baru 17 orang yang melapor ke polisi. Kerugian yang ditanggung belasan korban itu sebesar Rp 414 juta.
Andaru menjelaskan, pelaku utama yang memiliki peran penting dalam kasus penipuan berkedok investasi bodong dan perjalanan umroh tersebut yakni otak intelektual sekaligus pengendali bisnis. Dia merekrut perantara yang bertugas membujuk calon korban untuk berinvestasi.
“Korban diimingi keuntungan 14 persen per bulan dan biaya umroh murah,” ujarnya.
Selain melalui perantara, pelaku juga bergerak sendiri menggaet korban di enam daerah tadi. Saat ini, polisi masih memburu otak intelektual sekaligus pengendali bisnis investasi fiktif ini.
Adapun 17 orang yang melapor ke Polres Mojokerto merupakan korban dengan modus melalui perantara tadi. Mereka tergiur iming-iming keuntungan 14 persen selama 15 bulan yang ditawarkan makelar berinisial SD (39), warga Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
“Saya tidak tahu itu investasi untuk bisnis apa, pokoknya untung besar. Untuk investasi Rp 55 juta, dia (SD) menjanjikan keuntungan Rp 7 juta per bulan selama 15 bulan, makanya saya sampai pinjam ke bank,” ungkap salah satu korban, KF (45). Ia mengaku menyetor dana ke SD pada November 2020 lalu. (im)