Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Mojokerto Pungkasiadi menyapa warga lanjut usia di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.


IM.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengakui upaya mengurangi kemiskinan yang belum optimal selama satu tahun masa jabatannya menjadi pekerjaan rumah besar. Selain tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, Khofifah juga mengoptimalkan bantuan sosial kepada warga di garis kemiskinan dan lansia.

Gubernur Khofifah menyatakan, angka kemiskinan di Jatim didominasi oleh warga lansia. Hal ini yang menyebabkan Jatim masuk daftar provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi.

“Oleh karena itu, saya meminta dianggarkan santunan untuk 50 ribu lansia dari keluarga kurang mampu ini masing-masing Rp 2 juta,” kata Khofifah, Kamis (13/2/2020).

Ia yakin, bantuan tersebut bakal mampu mengurangi tingkat kemiskinan cukup signifikan. (Baca: Satu Tahun Gubernur Khofifah, Penurunan Garis Kemiskinan Jatim Lebih Kecil Dibanding Periode 2018).

Selain pengentasan kemiskinan, pekerjaan rumah besar lain yang harus diselesaikan Khofifah-Emil adalah meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut Khofifah, IPM Jatim tergolong rendah yakni peringkat ke 15 dari 34 provinsi lantaran banyak anak-anak yang putus sekolah.

“Banyak siswa kelas 2 SMP sudah putus sekolah. Hal ini menyebabkan banyak anak-anak yang tidak memiliki keterampilan cukup untuk bisa dimanfaatkan di dunia kerja,” ujarnya. Khofifah menilai, banyaknya anak yang tidak memiliki keterampilan kerja akan berpengaruh ke tingkat pendapatan dan kemiskinan.

Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Khofifah meminta agar para Bupati dan Wali Kota lebih memperhatikan masalah ini. Mengingat pendidikan tingkat SMP masih dikelola pemerintah kabupaten/kota.

“Saya berharap setiap tahun di Jatim ada 800 ribu lapangan kerja baru,” tuturnya.

Persoalan ketiga yang menjadi PR Khofifah-Emil adalah lingkungan hidup. Beberapa peristiwa banjir bandang yang terjadi di sejumlah kawasan di Jawa Timur, kata Khofifah, banyak diisebabkan hutan yang gundul.

Selain reboisasi, ia juga menyebut pentingnya pengerukan sungai agar sungai memiliki lebih banyak kapasitas untuk menampung air hujan.

“Pengerukan sungai harus diperbanyak, selain reboisasi yang terus digalakkan. Kita akan melakukan penanaman di lereng-leren gunung. Diharapkan, upaya tersebut dapat menahan kemiringan dari gunung-gunung yang gundul,” demikian Gubernur Jatim. (im)

29

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini