Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari berbincang dengan Bnda PAUD di sela acara sosialisasi penggunaan dana BOS Penguatan Peran Bunda PAUD di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Senin (21/3/2022).

IM.com – Kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Mojokerto pada tahun 2021 tercatat sebesar 78,43 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian secara nasional (72,14 persen) maupun Jawa Timur (72,29 persen).

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyatakan, capaian tersebut tak lepas dari dukungan dan kerja sama berbagai pihak. Ia menyebutkan, angka IPM merupakan bukti konkret ikhtiar dan kerja keras yang telah dilakukan.

Hal itu mengingat pengukuran tersebut dilakukan oleh pusat, dengan mempertimbangkan berbagai dimensi di dalamnya. Di antaranya terdapat indeks kesehatan, pendidikan, serta daya beli.

Kulo, panjenengan mboten namung (saya, anda semua, tidak hanya) kerja, repot, tapi tidak ada hasil. Pemerintah pusat bisa melihat, apa yang kita upayakan ini ada hasil yang terukur,” ujar perempuan yang akrab disapa Ning Ita itu pada forum Sosialisasi Petunjuk Teknis Dana BOS dan Penguatan Peran Bunda PAUD di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Senin (21/3/2022).

Meski angka IPM sudah tergolong tinggi, Ika Puspitasari tidak ingin pemerintahan dan pihak-pihak terkait lengah. Ke depan, walikota yang akrab disapa Ning Ita mengharapkan “program keroyokan”, sebutan program yang melibatkan berbagai pihak, termasuk OPD, akademisi, perguruan tinggi, dan masyarakat, semakin banyak dimunculkan.

“Kita masih ada PR. Tujuan pembangunan nasional adalah mencetak generasi emas 2045. Maka tujuan tersebut harus di-break down untuk program di daerah. Untuk ikut mewujudkan tujuan besar tersebut kita tidak bisa kerja masing-masing, kita harus menghilangkan ego sektoral,” tuturnya.

Di hadapan para peserta yang hadir dari bidang pendidikan dan kesehatan tersebut, Wali Kota menjelaskan lebih lanjut bagaimana dua hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di Kota Mojokerto. Dari segi kesehatan, SDM yang berkualitas itu yang memiliki usia harapan tinggi, sehat dan produktif. Sementara, pendidikan penting untuk menciptakan SDM yang berkarakter dan berdaya saing.

Ning Ita menyimpulkan bahwa setiap pihak memiliki tugas yang sama. Kendati masing-masing memiliki kewenangan yang berbeda.

“Kita semua memiliki tanggung jawab bagaimana menghantarkan dan menyiapkan anak-anak yang akan menggantikan posisi kita saat ini, agar memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari kita untuk di masa depan,” pungkasnya. (im)

93

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini