IM.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mulai siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang rawan terjadi di musim kemarau. Dari luas area hutan 25.021,40 hektar di daerah ini, mayoritas ditumbuhi semak-semak serta pohon jenis pinus yang rawan terbakar, terutama di wilayah bagian selatan.
Luas lahan hutan itu meliputi 10.181,10 hektar hutan konservasi yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soeryo. Lainnya, 10.656,70 hektar hutan produksi dan 4.183,60 hektar hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan, KPH Mojokerto dan KPH Jombang.
Untuk mengantisipasi karhutla, BPBD Kabupaten Mojokerto menggelar Apel Siaga Gabungan di lapangan Desa Gebangsari, Kecamatan Jatirejo, Rabu, (26/7/2023) pagi. Agenda diawali penyerahan secara simbolis peralatan pemadam kebakaran kepada peserta.
Apel gelar pasukan yang dipimpin Bupati Ikfina Fahmawati diikuti unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, dunia usaha, insan pers dan potensi relawan.
Turut hadir Forkopimda Kabupaten Mojokerto, Kepala KPH Pasuruan, Kepala KPH Mojokerto dan Kepala KPH Jombang, Kepala Dinas Kehutanan wilayah Nganjuk, Kepala Tahura Raden Soerjo, Kepala OPD terkait dan Forkopimca Jatirejo.
“Kawasan hutan di Kabupaten Mojokerto merupakan kawasan pegunungan dan perbukitan populasi tanaman terdiri dari semak-semak serta tegakan hutan dengan dominasi pohon jenis pinus dan jenis rimba lainnya. Sehingga menjadikan Mojokerto merupakan salah satu kabupaten yang memiliki daerah rawan kebakaran,” jelasnya.
Ikfina menjelaskan, dalam pengendalian Karhutla, diperlukan pemahaman teknis maupun strategis, baik dalam mitigasi maupun penanganan secara langsung. Hal itu mengingat kondisi dataran yang tidak rata, sehingga sulit menggunakan peralatan modern.
“Salah satu upaya mitigasi yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kesiapsiagaan kita, serta melaksanakan gladi simulasi penanganan kebakaran hutan dan lahan,” ungkapnya.
Apel siaga pengendalian kebakaran hutan dan lahan ini, lanjut Ikfina, dilakukan sebagai bentuk langkah kesiapan dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan di wilayah kabupaten Mojokerto. Selain itu, kegiatan apel siaga tersebut diharapkan menjadi kegiatan rutin, serta berjalan optimal pada saat terjadi kebakaran hutan dan lahan yang sesungguhnya.
“Kegiatan ini merupakan bentuk sinergitas pentahelix kebencanaan. Saya menyadari bahwa penanganan penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja,” ucapnya.
Dalam apel tersebut, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto ini juga melakukan inspeksi dan simulasi kebakaran hutan dan lahan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengukur dan mengecek kondisi potensi peralatan yang dimiliki serta potensi kemampuan dan keterampilan petugas pemadam kebakaran hutan dan lahan.
“Selain itu juga merupakan edukasi pembelajaran pada masyarakat sekitar wilayah hutan dalam hal pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan,” pungkasnya. (im)