IM.com – Mendongeng bisa menjadi sarana meningkatkan kegemaran dan budaya membaca pada anak-anak yang kian luntur di era teknologi ini. Melalui dongeng, anak juga bisa belajar tentang kearifan lokal (local wisdom) dan nilai luhur yang terkandung di dalamnya dari cerita-cerita rakyat yang dituturkan turun-temurun.
Metode pembelajaran dan peningkatan budaya membaca melalui dongeng inilah yang tengah dilakukan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Mojokerto. Untuk melecut motivasi anak agar gemar membaca dan bercerita, Pemkot menggelar story telling contest untuk siswa SD/MI se-Kota Mojokerto dengan tema “Cerita Rakyat Kejayaan Majapahit Lestarikan Tradisi Lisan Bersama Ning Ita”.
Dari 96 peserta, terpilih, 15 orang grand finalis yang menampilkan kepiawaiannya dalam mendongeng di hadapan para juri dan tamu undangan di Pendopo Sabha Kridhatama Rumah Rakyat pada Sabtu (4/12/2021).
Dalam sambutannya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyampaikan, lomba ini merupakan salah satu upaya Pemkot untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat Kota Onde-Onde. Menurut kepala daerah yang akrab disapa Ning Ita, pembangunan SDM harus dilakukan dalam proses yang cukup panjang baru hasilnya bisa dilihat, dirasakan dan dinikmati di masa yang akan datang terutama untuk mewujudkan Indonesia Generasi Emas tahun 2045.
“Lomba ini dapat menanamkan kepada anak-anak calon generasi penerus bangsa tentang keanekaragaman berbagai latar belakang suku, budaya agama dan ras yang menjadi nilai-nilai luhur untuk terus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Ning Ita.
Ning Ita menjelaskan, tema sejarah Majapahit yang diangkat dalam story telling contest ini dimaksudkan untuk menguatkan fondasi dasar untuk memahami sejarah leluhur dari bangsa.
Ia berharap kgeiatan ini dapat digelar rutin dan berkelanjutan sehingga menjadi satu kekuatan anak bangsa yang memiliki daya saing dan karakter yang kuat terkait Indonesia.
“Anak-anak Kota Mojokerto boleh berpikir global, boleh go internasional, boleh terbang tinggi kemanapun namun karakter dasar sebagai warga Indonesia yang penuh dengan kegotong-royongan dan kesatuan serta persatuan tetap terletak dalam diri anak-anak Kota Mojokerto,” cetusnya. (adv/im)