IM.com – Komandan Korem 082/CPYJ Kolonel Kav. Gathut Setyo Utomo S.Ip, mengajak kepada 60 insan pers se wilayah Korem 082 untuk turut menjaga keutuhan kebhinekaan Indonesia yang saat ini sedang terancam.
Dihadapan 60 insan media dalam acara silaturrahmi di ruang Aula Makorem Senin (21/11) malam, Danrem memaparkan perkembangan dampak yang ditimbulkan statement Gubernur Jakarta Basuki Cahaya Purnama ( Ahok ) tentang surat Al Maidah ayat 51. Sehingga kondisi keamanan ibukota memanas.
Kondisi itulah mengharuskan TNI turut turun lapangan dalam mem- back up Polri, guna menjaga dan mempertahankan stabilitas keamanan di Jakarta. Sejalan dengan demo tersebut yang riaknya terasa menasional, sehingga Panglima TNI menghimbau dan mengajak segenap komponen bangsa untuk turut menjaga stabilitas keamanan.
Menyikapi hal tersebut, Kolonel Kav. Gathut Setyo Utomo S.Ip, alumnus Akmil tahun 1990 kecabangan kavaleri berharap insan media di wilayah Korem 082 agar dapat menyajikan berita – berita yang berorientasi pada stabilitas keamanan nasional, dan bukan berita berita yang cenderung memprovokasi masyarakat.
Danrem yang sedang menyandang predikat sebagai Danrem terbaik peringkat empat se – Indonesia atas upaya khususnya bidang Swasembada Pangan diwilayahnya, mengatakan kasus hukum yang menimpa Ahok adalah bagian kecil dari sebuah scenario besar beberapa negara tertentu yang ingin menguasai dan membagi NKRI menjadi lima bagian,
Karena dimasa depan dipastikan akan terjadi krisis energi dunia, dan beralihnya energi fosil ke energi nabati, dimana Indonesia yang berada dibawah Equator merupakan negara kaya raya akan sumber daya alam dan sumber energi yang berbasis nabati, sehingga tak heran apabila sejak puluhan tahun lalu Indonesia telah masuk dalam bidikan oleh negara – negara tertentu untuk dikuasai sumber daya alamnya.
Ditegaskan Kolonel Gathut, jika kita terbuai dan hanyut pada dampak yang ditimbulkan atas permasalahan hukum Ahok, maka ancaman nyata yang sangat serius ada didepan mata kita, yaitu ancaman yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Kekuatan besar yang mampu mempersatukan bangsa saat ini yang masih kokoh dan tangguh adalah TNI dan Umat Islam Indonesia, namun sebagian dari kita tidak menyadari bahwa ada upaya – upaya tertentu untuk memecah belah kekuatan dan persatuan Umat Islam, dengan cara membenturkan antara kelompok Islam yang satu dengan kelompok Islam yang lain.
“ Kebhinekaan Indonesia saat ini sedang terancam, dan kondisi seperti itu harus disadari semua pihak, dan melalui insan media yang diharapkan dengan mensinergikan peran dalam kebersamaan membangun bangsa di wilayah, yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Maka dalam menyajikan berita diharapkan mampu membangkitkan semangat membangun, bukan semangat untuk merusak tatanan negara yang konstitusional,” ujarnya.
Lebih tegas lagi Kolonel Gathut mengatakan, “ Jangan sampai suatu saat nanti anak cucu kita akan bercerita, bahwa dahulu kala pernah berdiri sebuah negara yang bernama Indonesia. Maka dalam hadapi pengaruh atau provokasi asing, dengan meningkatkan serta memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa, kita harus mampu jadi pemenang di negeri sendiri,” pungkasnya. (rem/uyo)